4 Jenis Penyakit yang Dapat Timbul Akibat Merokok
Merokok merupakan isu yang tak kunjung usai, dengan prevalensi yang kian meningkat di kalangan masyarakat. Data dari Kementerian Kesehatan RI mengungkap bahwa sekitar 69,1 juta penduduk di Indonesia merupakan perokok aktif.1 Lebih mengkhawatirkan lagi, Statistik dari WHO juga menunjukkan bahwa setiap tahunnya sekitar 225.700 penduduk di Indonesia meninggal akibat merokok atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau.2
Tentu saja, situasi yang memprihatinkan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia. Misalnya, di Amerika Serikat. Menurut American Cancer Society, 480.000 orang di Amerika Serikat meninggal setiap tahun karena penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau. Merokok bahkan menjadi penyebab kematian tertinggi di Amerika, melebihi HIV, kekerasan senjata, penggunaan obat-obatan terlarang, serta alkohol.
Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko penyakit tidak menular, khususnya pada 4 kelompok penyakit seperti penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker, penyakit paru-paru, dan diabetes. Saat ini, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian di dunia, dan merokok dapat menyebabkan naiknya risiko penyakit jantung dan stroke 2-4 kali lipat. Selain itu, merokok juga berkontribusi memicu penyakit paru-paru kronis yang dapat melumpuhkan dan meningkatkan risiko kematian hingga 12 kali lipat.
Merokok dan diabetes
Meskipun diabetes selalu dikaitkan dengan konsumsi gula tinggi, penyakit ini juga dapat timbul akibat merokok. Merokok merupakan salah satu faktor risiko diabetes. Di Amerika Serikat, 12% kasus diabetes dihubungkan dengan kebiasaan merokok. Merokok secara definitif merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes tipe 2, dan perokok memiliki risiko 30%-40% lebih tinggi untuk terkena diabetes dibandingkan non-perokok.
Merokok dan kanker
Kanker paru-paru selalu dikaitkan dengan kebiasaan merokok dan merupakan penyebab utama penyakit tersebut. Selain itu, merokok dapat menyebabkan kenaikan risiko berbagai jenis kanker lainnya, seperti kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker kerongkongan, kanker esofagus, kanker ginjal, kanker serviks, kanker hati, kanker kandung kemih, kanker pankreas, kanker lambung, kanker usus besar/rektum, dan leukemia mieloid.
Merokok dan masalah pernapasan
Pernahkah kamu mendengar tentang "batuk perokok"? Ini adalah suara batuk khas yang melibatkan suara mengi dan berderak akibat merokok. Batuk ini menghasilkan banyak lendir dan dahak, dan berisiko menjadi kronis.
Pada dasarnya, asap rokok mengandung zat berbahaya yang membuat saluran udara dan paru-paru jadi iritasi. Saat perokok menghirup asap ini, tubuh akan menghasilkan lendir atau batuk untuk membersihkannya. Nah, inilah yang disebut "batuk perokok" dan bisa menjadi tanda penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang risikonya meningkat seiring banyak dan lamanya kita merokok.
Oh iya, PPOK sendiri merupakan kombinasi antara bronkitis kronis dan emfisema. Bronkitis kronis membuat saluran udara menghasilkan banyak lendir dan memaksa orang untuk batuk. Di sisi lain, emfisema merusak kemampuan orang untuk bernapas dan tidak bisa disembuhkan. Nah, pengobatan untuk penyakit ini hanya bisa dilakukan dengan berhenti merokok. .
Merokok dan penyakit kardiovaskular
Kebiasaan merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah, meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke. Dampak negatif merokok tidak hanya berhenti di situ, kebiasaan ini juga dapat memicu tekanan darah tinggi dan pembekuan darah. Lebih lanjut, merokok dapat menyebabkan pembentukan plak di arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit arteri perifer (PAD)—suatu kondisi di mana aliran darah ke lengan dan kaki terhambat.
Lalu, apa solusinya? Semua penyakit akibat merokok di atas di atas dapat dihindari dengan meninggalkan rokok untuk selamanya. Ini tidak hanya melindungi dirimu dari penyakit serius, tetapi secara bertahap juga meningkatkan kebugaran dan kesejahteraan dirimu.
Manfaat berhenti merokok pun dirasakan dalam waktu singkat setelah berhenti, lho. Salah satu di antaranya, yaitu tekanan darah dan detak jantung akan turun dalam 20 menit, kadar nikotin dalam darah turun hingga 90% setelah 8 jam, dan kemampuan penciuman serta pengecapan akan kembali membaik dalam waktu 48 jam. Jadi, tunggu apa lagi?
1 “Perokok Dewasa Di Indonesia Meningkat Dalam Sepuluh Tahun Terakhir.” Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan | BKPK Kemenkes, June 21, 2022. https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/perokok-dewasa-di-indonesia-meningkat-dalam-sepuluh-tahun-terakhir/.
2 “Pernyataan: Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020.” World Health Organization, May 30, 2020. https://www.who.int/indonesia/news/detail/30-05-2020-pernyataan-hari-tanpa-tembakau-sedunia-2020.